AKTIVITAS KAMI
Di Indonesia
Indonesia merupakan salah satu penyumbang sampah plastik terbesar ke laut. Berdasarkan laporan Plastic waste inputs from land into the ocean oleh Jambeck et al, Indonesia adalah salah satu dari lima negara yang menyumbang setengah sampah plastik di laut. Oleh karena itu, perlu tindakan cepat dan berdampak untuk menyelesaikan masalah ini.
Mengatasi permasalahan sampah plastik di lautan merupakan prioritas politik di Indonesia. CLOCC bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk mendapatkan solusi terbaik terkait pengelolaan sampah.
​
Di Banyuwangi, Program CLOCC telah melibatkan pemangku kepentingan yang berasal dari instansi pemerintah daerah dan masyarakat untuk memperjuangkan pengelolaan sampah. Sebagai bagian dari program, mereka telah berpartisipasi dalam pelatihan dengan topik yang relevan dalam pengelolaan sampah dan kunjungan lapangan ke bank sampah setempat, fasilitas pengolahan sampah, dan tempat pemrosesan akhir sampah. Untuk mendapatkan dasar yang kuat dalam mengembangkan rencana pengelolaan sampah, mereka juga telah mengambil bagian dalam pengumpulan data baseline untuk sampah rumah tangga dan sampah non rumah tangga di tingkat kabupaten dan desa. CLOCC juga telah memfasilitasi beberapa pertemuan pemangku kepentingan (Stakeholder meeting) dengan masyarakat setempat untuk dapat bekerja sama dan mengintegrasikan para pemimpin desa ke dalam pembuatan perencanaan pengelolaan sampah. CLOCC terus bekerja bersama pemangku kepentingan setempat untuk mengembangkan rencana pengelolaan sampah lokal yang kuat.
​
Di Bali kami bergerak di Kabupaten Tabanan. Bali memiliki sembilan kabupaten dan jumlah penduduk sekitar 4,3 juta orang. Sebuah studi yang dilakukan oleh SYSTEMIQ dan University of Leeds untuk Bali Partnership menemukan bahwa 52-58% sampah di Bali tidak terkelola. Bali merupakan daerah yang sangat banyak dikunjungi wisatawan, dan penelitian ini juga menemukan bahwa wisatawan menghasilkan sampah plastik tiga kali lebih banyak daripada penduduknya sendiri. Di Bali, seperti di Banyuwangi, kami telah menggerakkan beberapa kelompok perwakilan pemangku kepentingan tingkat kabupaten dan masyarakat serta Organisasi non pemerintah, untuk meningkatkan kapasitas pengelolaan sampah, kesadaran, melakukan penelitian dasar dan membuat rencana pengelolaan sampah yang berkelanjutan dan inklusif.